Thursday, December 13, 2007

Memaknai Arti Cinta

Kepada sahabat-sahabatku...

Cinta ibarat kupu-kupu. Semakin kita mengejarnya, maka ia akan semakin menghindar. Tapi bila kita membiarkan ia terbang, ia akan menghampiri di saat yang tak terduga.
Cinta bisa membahagiakan, tapi sering pula menyakiti.
Cinta membuat kita merasa selalu kekurangan.
Dalam cinta, selalu tidak pernah cukup yang dapat kita berikan.

Kepada sahabat-sahabatku...

Cinta bukanlah sebuah perkara bagi seseorang untuk menjadi ‘sempurna’, melainkan sebuah perkara untuk menemukan seseorang yang bisa membantu kita dalam melakukan yang terbaik dalam kehidupan.
Sampai kapanpun, kita tidak akan pernah bisa mendapatkan cinta seperti yang diinginkan. Kita hanya bisa memperoleh cinta yang tulus, yang bisa diberikan seseorang kepada kita.

Kepada sahabat-sahabatku...

Jangan katakan: ”aku cinta padamu”, bila kita tidak benar-benar peduli.
Jangan membicarakan perasaan bila hal itu tidak benar-benar ada.
Jangan kita menyentuh hidup seseorang bila berniat mematahkan hatinya.
Jangan kita menatap mata bila apa yang kita kerjakan hanya bohong belaka.
Satu hal terkejam yang bisa dilakukan adalah membuat seseorang jatuh cinta, dan hingga pada saatnya kita menyakitinya, lalu, ’meludahi’ pula pada saat dia telah berhasil terjatuh.

Kepada sahabat-sahabatku...

Jika kita benar-benar mencintainya, jangan pernah katakan:
1. ”ini salahmu”, akan tetapi: “maafkan aku ya?”
2. “kamu dimana?”, melainkan: “aku disini, kenapa?”
3. “kok bisa sih kamu begitu?”, akan tetapi: “iya, aku ngerti”
4. “coba, seandainya kau….”, melainkan: “terima kasih engkau begitu”
Sebab, cinta adalah sebuah perkara menjadikan ’aku’ dan ’kamu’ untuk menjadi ’kita’

Kepada sahabat-sahabatku...

Sebuah tolok ukur untuk saling memahami bukanlah seberapa lamanya waktu yang telah dihabiskan bersama, melainkan seberapa baiknya hubungan tersebut.
Sebab, cinta akan kehilangan maknanya bila kita belum pernah mengalami ’rasa sakit’ kemudian berhasil menyembuhkannya.


Kepada sahabat2-sahabatku...

Patah hati akan bertahan selama kita menginginkannya, dan akan mengiris luka sedalam kita membiarkannya.
Tantangannya bukanlah bagaimana cara bisa mengatasi, tapi apa yang bisa kita ambil sebagai hikmahnya.
Sebab, lawan dari cinta bukanlah membenci, melainkan sikap ’tidak peduli’.

Kepada sahabat-sahabatku...

Jika kita sedang jatuh cinta, biarkanlah. Tetapi, jangan sampai terobsesi. Jangan pernah untuk ’memaksakan’.
Berbagi, dan, bersikaplah adil dalam segala hal.
Pengertian dan cobalah untuk tidak menuntut.
Bersiaplah untuk terluka dan menderita sekalipun, tapi jangan simpan semua rasa sakit itu.
Sebab, bila kita mati-matian untuk mendapatkan cinta, tugas akan terasa berat dan hasilnya akan kecil.
Namun, bila kita berusaha untuk selalu memberikan cinta, tugas akan terasa kecil dan hasilnya akan besar.

Kepada sahabat-sahabatku...

Jangan pernah menguasai yang (telah) bukan milik kita.
Melihat seorang yang dicintai berbahagia dengan orang lain sudah tentu membuat patah hati.
Namun, akan lebih patah hati apabila mengetahui bahwa seorang yang dicintai ternyata tidak bahagia dengan kita.
Sebab, tiada kejutan yang lebih ajaib daripada mengetahui bahwa diam-diam kita dicintai.